Kamis, 27 April 2017

Warung Mi Legendaris di Kota Makassar

Dalam Buku Jejak Rasa Nusantara oleh Fadly Rahman, disebutkan bahwa Masakan Indonesia merupakan akulturasi antara Indonesia dan Tionghoa. Bukan hanya Tionghoa namun ada juga pengaruh dari India, Portugis (Luso) dan Arab. Dalam tabel bahan makanan Tionghoa yang berdasarkan catalog Vorderman 1884 menyebutkan suji (tepung kasar), mi gandum, mi goreng, bihun (mi dari tepung beras), mi dari shantung, tepung dari ubi Cina.  Katalog tersebut menyebutkan bahwa di abad ke 19 konsumsi mi di Indonesia sudah ada.
Dalam buku Peranakan Tionghoa dalam Kuliner Nusantara oleh Aji Chen Bromokusumo, mi disimbolkan sebagai harapan panjangnya usia. Di beberapa tempat ada yang menyajikan mi, miswa  atau misua ada juga dalam bentuk sohun namun artinya sama saja semua yakni kesehatan dan panjang umur.
            Akulturasi yang terjadi di Kota Makassar bukan saja dalam bentuk mi, namun ada juga produksi lain seperti oleh-oleh khas Makassar yang mendapat pengaruh Tionghoa misalnya kacang telur, sirup DHT, lombok kuning, bahkan minyak gosok. Kali ini saya akan membahas tentang salah satu kios makanan hasil akulturasi antara Indonesia dan Tionghoa, warung tersebt bernama Kios Florida.
Kios Florida yang didirikan sejak tahun 1940-an berawal dari perkumpulan orang Tionghoa yang mendirikan rumah makan di Jalan Bulusaraung. Selain itu mereka membangun rumah makan  di daerah Bau Maseppe pada tahun 1955-1959. Di tahun 1959 , masih bersama dengan perkumpulan Tionghoa masih berada di Jalan Bau Masappe tepatnya di depan gereja dan setelah 1959 membuka warung sendiri dengan menggunakan gerobak. Di tahun 1972 tepatnya bulan Juni, pindahlah ke Jalan Ranggong. Alasan berpindahnya usaha tersebut yakni gereja sudah tidak ada lagi dan menyebabkan daerah tersebut sepi pengunjung atau pelanggan.
            Tidak jauh dari Pantai Losari, sekitar 5 meter, di  Jalan Ranggong yang berdekatan dengan Kios Selekta Masakan Manado, terdapat sebuah Kios. Kios tersebut terletak di sebelah kanan Jalan Ranggong dengan tampilan pintunya yang khas dari besi berwarna kuning. Ketika saya masuk ke dalam Kios,  tampak lima meja berwarna putih  di ruang utama dan terlihat papan nama di dinding bertuliskan Rumah Makan Florida Jalan Ranggong No 55. Ruangannya agak besar dan bertingkat.  Luas tanah Kios Florida sekitar 70 m2. Lantai bawah dijadikan sebagai warung dengan ruang memasak di bagian tengah ruangan. Tidak jauh dari tempat saya duduk di warung tersebut, tampaklah seorang bapak tua mengaduk-aduk mi dalam minyak panas. Dalam wajan besar, mi tersebut digoreng dan dikelilingi bumbu pelengkap masakan seperti kecap, garam, sayuran, bumbu dasar bawang putih dan bawang merah serta daging yang sudah dipotong kecil. Bapak tua tersebut memasak dengan gaya khasnya bak koki handal. Kayu yang digunakan untuk memasak begitu khas karena menggunakan jenis kayu bakau yang didapatkan dari Pulau Tana Keke Sulawesi Selatan.
            Bapak tua yang sedang memasak itu bernama Kuswanto. Nama Tionghoanya TjiangKok Way, berumur 73 tahun, kelahiran Kota Makassar. Tidak hanya Pak Kuswanto yang sibuk di warung tersebut, anaknya, Susanto alias Wen Chong juga tampak sibuk  membantu di kios dan merupakan generasi ketiga di kios tersebut.
                                                        Pak Kuswanto Sedang Memasak 
            Pak Kuswanto sosok yang sangat ramah dan bersedia untuk saya wawancarai dengan senang hati. Tak jarang, di sela-sela wawancara Ia selingi dengan senda gurau yang khas. Wawancara tersebut berjalan lancar berkat sambutan  dan respon Pak Kuswanto yang begitu besar.
Pak Kuswanto, panggilan akrabnya, dengan semangat bercerita tentang ayahnya yang bernama Tjiang Hon Ag yang datang merantau di Makassar pada tahun 1937.  Saat itu Tjiang Hon Ag berumur 15 tahun datang ke Kota Makassar dan dijadikan pekerja paksa untuk memasak oleh pemerintah Belanda di daerah Malino. Tjiang Hon Ag berasal dari keluarga daerah Kwantong di Tionghoa.
                                                                 Ruangan Florida 
Kios Florida yang dijalankan Pak Kuswanto serta anaknya itu membeli bahan-bahan kebutuhannya di Pasar Terong Kota Makassar seperti daging, sayur, bumbu dapur dan lainnya. Untuk mi sendiri, mereka mengambil di toko Karya Harapan di Jalan Timor. Dalam sehari, biasanya  mi yang habis beratnya sekitar 10 kg sampai 20 kg. Pengunjung Kios Florida datang dari berbagai daerah. Intinya bukan hanya dari  Sulawesi Selatan saja, tapi juga dari Singapura, Belanda, Papua, Jakarta dan Surabaya. Karyawan di kios tersebut totalnya ada enam orang dan  sebagian besar berasal dari Mamasa, Sulawesi Barat. Warung tersebut buka setiap hari kecuali hari Imlek dan tahun baru. Dibuka pada pukul 10:00 pagi hingga pukul 11.00 malam.
Sebelum menjadi warung, daerah yang ditempati Pak Kuswanto di Jalan Ranggong merupakan kandang kuda. Dengan serius, Pak Kuswanto menjelaskan bahwa dulu daerah tersebut dipenuhi dengan kandang kuda. “Kalau tidak salah kandang kuda tersebut milik para mayor,” imbuh Pak Kuswanto.
            Dibukanya Kios Florida ini selain untuk mencari nafkah, sekaligus juga untuk melanjutkan usaha orang tuanya, yakni dari Pak Tjiang Hon Ag yang sangat ahli dalam memasak dan menurunkan bakatnya kepada anaknya, Pak Kuswanto. Ia lalu melanjutkannya karena melihat banyak masyarakat yang berkunjung ke kiosnya. Pak Tjiang Hon Ag sendiri memiliki delapan anak dan dari delapan anaknya tersebut, empat anak dinilai sudah memiliki bakat untuk membuka usaha berupa kios dengan menu utama mi. Sebut saja Kios Firda rintisan adik Pak  Kuswanto yang juga berlokasi di Kota Makassar dan ada juga Kios Windi di Kota Palu, Sulawesi Tengah, yang merupakan dampak dari suksesnya rintisan usaha Pak Kuswanto yakni Kios Florida. Penghasilan yang didapatkan dari usaha ini, menurut Pak Kuswanto cukup untuk biaya kebutuhan sehari-hari.
                                                                    Tampak Dari Depan
Menu yang tersedia di Kios Florida juga bervariasi, antara lain ada Mie Goreng Kwantong yang sangat banyak diminati, Mie Law-law, Mie Hokkian, Mie Hun Goreng, Mie Hun Hokkian, Mie Kuah Mie Hun Kuah, Kwetiau, Laksa, Kong Nam Mie, Capcai Goreng, Capcai Kuah,  Chai Sing Cah, Foe Young Hae, tersedia juga Nasi Goreng, Nasi Putih, Nasi Ayam, Nasi Cap Cai, Sio May, Kodok Goreng, Ayam Kuning, Udang Goreng Tepung, Bistik Babi, Bistik Ayam, Angeio Sampanyong, Tito Cah, Angeiotito, Usus Babi Cah,  Babi Kecap, dan Sop Doperwte. Sedangkan menu minumannya tersedia teh Botol Sosro, Coca-Cola, Sprite, Fanta, Green Tea, Teh Es Tawar, Teh Es Manis, Air Jeruk Manis, Air Jeruk Nipis, Air Es, Markisa, Aqua, Bir Bintang dan Bir Hitam. Pembeli bisa memesan mi dan menunggu paling lama 15 menit untuk dihidangkan. Harga menu di warung ini berkisar antara Rp.45.000 hingga Rp.95.000. Kios ini merupakan rumah makan khusus dengan cita rasa khas dengan pelayanan pesan antar melalui nomor telepon 0411-3626841 atau HP 082293141775.