Dalam Buku Jejak Rasa Nusantara
oleh Fadly Rahman, disebutkan bahwa Masakan Indonesia
merupakan akulturasi antara Indonesia dan Tionghoa. Bukan hanya Tionghoa namun ada juga pengaruh dari India,
Portugis (Luso) dan
Arab. Dalam
tabel
bahan makanan Tionghoa
yang berdasarkan catalog Vorderman 1884 menyebutkan suji (tepung kasar), mi gandum, mi goreng, bihun (mi dari tepung beras), mi dari shantung, tepung dari ubi Cina.
Katalog tersebut
menyebutkan bahwa di abad ke
19 konsumsi mi di Indonesia sudah ada.
Dalam buku Peranakan Tionghoa dalam Kuliner Nusantara
oleh Aji Chen Bromokusumo, mi disimbolkan sebagai harapan panjangnya usia. Di
beberapa tempat ada yang menyajikan mi, miswa
atau misua ada juga dalam bentuk sohun namun artinya sama saja semua
yakni kesehatan dan panjang umur.
Akulturasi yang terjadi di Kota Makassar bukan saja dalam bentuk mi, namun ada juga produksi lain
seperti oleh-oleh khas
Makassar yang mendapat
pengaruh Tionghoa misalnya kacang telur,
sirup DHT, lombok
kuning, bahkan minyak gosok. Kali ini saya akan membahas
tentang salah satu kios makanan hasil akulturasi antara Indonesia dan Tionghoa,
warung tersebt bernama Kios Florida.
Kios
Florida yang didirikan sejak tahun 1940-an berawal dari perkumpulan orang Tionghoa yang mendirikan rumah makan
di Jalan Bulusaraung. Selain itu mereka membangun rumah makan di daerah Bau Maseppe pada tahun 1955-1959. Di tahun
1959 , masih
bersama dengan perkumpulan
Tionghoa masih berada
di Jalan Bau Masappe tepatnya di depan gereja dan setelah
1959 membuka warung sendiri dengan menggunakan gerobak. Di tahun
1972 tepatnya bulan Juni,
pindahlah ke Jalan Ranggong. Alasan berpindahnya usaha tersebut yakni gereja sudah tidak ada lagi dan menyebabkan daerah
tersebut sepi pengunjung atau pelanggan.
Tidak jauh dari Pantai Losari,
sekitar 5 meter, di Jalan Ranggong yang berdekatan dengan Kios Selekta Masakan
Manado, terdapat sebuah Kios.
Kios tersebut terletak di sebelah kanan Jalan Ranggong dengan tampilan pintunya yang khas dari besi
berwarna kuning. Ketika saya masuk ke dalam Kios, tampak
lima meja berwarna putih di ruang utama
dan terlihat papan nama
di dinding bertuliskan Rumah Makan Florida Jalan Ranggong No 55.
Ruangannya
agak besar dan bertingkat. Luas tanah Kios
Florida sekitar 70 m2. Lantai bawah dijadikan sebagai warung dengan ruang memasak di bagian tengah ruangan. Tidak
jauh dari tempat saya duduk di warung tersebut, tampaklah seorang bapak tua
mengaduk-aduk mi dalam minyak panas. Dalam wajan besar, mi tersebut digoreng
dan dikelilingi bumbu pelengkap masakan seperti kecap, garam, sayuran, bumbu
dasar bawang putih dan bawang merah serta daging yang sudah dipotong kecil.
Bapak tua tersebut memasak dengan gaya khasnya bak koki handal. Kayu yang
digunakan untuk memasak begitu khas karena menggunakan jenis kayu bakau yang didapatkan dari Pulau Tana Keke
Sulawesi Selatan.
Bapak tua yang sedang memasak itu bernama Kuswanto. Nama Tionghoanya TjiangKok
Way, berumur 73 tahun, kelahiran Kota Makassar. Tidak hanya
Pak Kuswanto yang sibuk di
warung tersebut, anaknya, Susanto alias Wen
Chong juga tampak sibuk membantu di kios dan merupakan generasi ketiga di kios tersebut.
Pak Kuswanto Sedang Memasak
Pak Kuswanto Sedang Memasak
Pak
Kuswanto sosok yang sangat ramah dan bersedia untuk saya wawancarai dengan
senang hati. Tak jarang, di sela-sela wawancara Ia selingi dengan senda gurau
yang khas. Wawancara tersebut berjalan lancar berkat sambutan dan respon Pak Kuswanto yang begitu besar.
Pak
Kuswanto, panggilan
akrabnya, dengan semangat bercerita tentang ayahnya yang bernama Tjiang
Hon Ag yang datang merantau di Makassar pada tahun
1937.
Saat itu Tjiang
Hon Ag berumur 15 tahun datang ke Kota Makassar dan dijadikan pekerja paksa untuk memasak oleh pemerintah Belanda di
daerah Malino. Tjiang Hon Ag
berasal dari keluarga daerah Kwantong
di Tionghoa.
Ruangan Florida
Ruangan Florida
Kios
Florida yang dijalankan Pak Kuswanto
serta anaknya itu membeli bahan-bahan kebutuhannya di Pasar Terong Kota Makassar seperti daging, sayur, bumbu dapur dan lainnya. Untuk mi sendiri, mereka mengambil
di toko Karya Harapan di Jalan Timor. Dalam sehari, biasanya
mi yang habis beratnya sekitar 10 kg sampai 20 kg.
Pengunjung Kios
Florida datang dari berbagai daerah. Intinya bukan hanya dari Sulawesi Selatan saja, tapi juga dari Singapura,
Belanda, Papua, Jakarta dan Surabaya. Karyawan di kios tersebut totalnya ada enam orang dan sebagian
besar berasal
dari Mamasa, Sulawesi Barat. Warung tersebut buka setiap hari kecuali hari Imlek dan tahun baru. Dibuka pada pukul 10:00 pagi hingga pukul
11.00 malam.
Sebelum menjadi warung, daerah yang ditempati Pak
Kuswanto di Jalan Ranggong merupakan kandang kuda. Dengan serius, Pak Kuswanto
menjelaskan bahwa dulu daerah tersebut dipenuhi dengan kandang kuda. “Kalau
tidak salah kandang kuda tersebut milik para mayor,” imbuh Pak Kuswanto.
Dibukanya Kios Florida ini selain untuk mencari nafkah, sekaligus juga untuk melanjutkan usaha orang tuanya, yakni dari Pak Tjiang Hon Ag yang
sangat ahli dalam memasak dan menurunkan bakatnya kepada anaknya, Pak Kuswanto. Ia lalu melanjutkannya karena melihat banyak masyarakat yang berkunjung ke kiosnya.
Pak Tjiang Hon Ag
sendiri memiliki delapan anak dan dari delapan anaknya tersebut, empat anak dinilai sudah memiliki bakat untuk membuka usaha berupa kios dengan menu utama mi. Sebut saja Kios Firda rintisan adik Pak
Kuswanto yang juga berlokasi
di Kota Makassar dan ada juga
Kios Windi di Kota Palu, Sulawesi Tengah, yang merupakan dampak dari suksesnya rintisan usaha Pak
Kuswanto yakni Kios Florida. Penghasilan yang didapatkan dari usaha ini,
menurut Pak Kuswanto cukup untuk biaya kebutuhan sehari-hari.
Tampak Dari Depan
Menu yang tersedia di Kios Florida juga
bervariasi, antara lain ada Mie
Goreng Kwantong yang sangat banyak diminati,
Mie Law-law, Mie Hokkian, Mie Hun Goreng, Mie Hun Hokkian, Mie Kuah Mie Hun
Kuah, Kwetiau, Laksa, Kong Nam Mie, Capcai Goreng,
Capcai Kuah,
Chai Sing Cah, Foe Young Hae, tersedia juga Nasi Goreng,
Nasi Putih, Nasi Ayam, Nasi Cap Cai, Sio May, Kodok Goreng,
Ayam Kuning, Udang Goreng
Tepung, Bistik Babi, Bistik Ayam, Angeio Sampanyong, Tito Cah, Angeiotito, Usus Babi Cah,
Babi Kecap, dan Sop Doperwte. Sedangkan menu minumannya tersedia teh Botol Sosro, Coca-Cola, Sprite, Fanta, Green Tea, Teh Es Tawar, Teh Es Manis, Air Jeruk Manis, Air Jeruk Nipis,
Air Es, Markisa, Aqua, Bir Bintang dan Bir Hitam. Pembeli bisa memesan mi dan menunggu paling lama 15 menit
untuk dihidangkan. Harga menu di warung ini berkisar antara Rp.45.000 hingga Rp.95.000. Kios ini merupakan rumah makan khusus dengan cita rasa khas
dengan pelayanan pesan antar melalui nomor telepon 0411-3626841 atau HP
082293141775.